Portalborneo.id, Samarinda – Pendidikan dianggap sebagai senjata paling ampuh untuk memutus rantai kemiskinan yang selama ini masih menghantui sebagian besar masyarakat Samarinda. Ketua Komisi II DPRD Samarinda, Iswandi, menegaskan bahwa hanya dengan pendidikan berkualitas, masyarakat bisa keluar dari jerat kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup.
“Yang bisa memutus rantai kemiskinan itu pendidikan, nggak ada yang lain lagi. Dari saya kecil, itu yang saya yakini,” ujar Iswandi dengan tegas saat ditemui usai rapat kerja bersama dinas terkait.
Ia menekankan bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya membentuk karakter, tapi juga membangun daya saing sumber daya manusia. Oleh karena itu, Iswandi mendorong pemerintah daerah untuk tetap menempatkan sektor pendidikan sebagai prioritas dalam penganggaran dan kebijakan.
“Kalau tidak ada pendidikan yang baik, masyarakat akan sulit untuk berkembang. Ini yang harus kita dorong agar pemerintah tetap menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama,” katanya.
Menurut politisi ini, tantangan dunia pendidikan saat ini tidak hanya soal anggaran, tetapi juga menyangkut kualitas tenaga pengajar dan sarana pendukung yang belum merata. Ia mengungkapkan, masih banyak sekolah di Samarinda yang belum memiliki fasilitas memadai, seperti laboratorium dan ruang kelas yang layak.
“Jangan hanya bicara soal anggaran, tetapi kita juga harus memastikan bahwa kualitas tenaga pendidik di Samarinda terus meningkat. Karena guru yang hebat akan melahirkan generasi hebat,” tegasnya.
Iswandi juga menyoroti kondisi anak-anak dari keluarga kurang mampu yang kerap menjadi korban ketimpangan akses pendidikan. Ia mendesak pemerintah agar memperluas cakupan program bantuan pendidikan dan beasiswa, agar tidak ada lagi anak yang putus sekolah karena alasan biaya.
“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi anak yang putus sekolah hanya karena alasan biaya. Pendidikan harus bisa diakses oleh semua kalangan, terutama mereka yang berada di garis kemiskinan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, ia juga mengusulkan evaluasi terhadap sistem pendidikan yang berlaku saat ini, termasuk kurikulum yang dinilai belum sepenuhnya menjawab kebutuhan dunia kerja.
“Pendidikan kita harus adaptif. Lulusan sekolah maupun perguruan tinggi harus dibekali keterampilan yang sesuai dengan perkembangan industri, agar mereka tidak kesulitan mencari pekerjaan,” pungkasnya.
Dengan dorongan kuat dari DPRD Samarinda dan komitmen pemerintah daerah, harapannya sistem pendidikan di Kota Tepian dapat tumbuh lebih berkualitas dan menjadi solusi nyata untuk mengentaskan kemiskinan. (Adv)