Samarinda – Pemerintah terus melakukan efisiensi anggaran sebagai bagian dari pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025. Salah satu sektor yang ikut terdampak adalah industri Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE), khususnya di Kalimantan Timur (Kaltim). Hal ini menjadi topik utama dalam program Dialog Publika yang disiarkan langsung oleh TVRI Kaltim pada Senin (28/4/2025).
Wakil Ketua II DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis, hadir sebagai narasumber secara virtual dalam diskusi tersebut. Ia menegaskan bahwa efisiensi ini merupakan arahan langsung dari Presiden dan harus dilaksanakan demi efektivitas pembangunan nasional maupun daerah.
“Perjalanan dinas harus dikurangi hingga 50%, dan ada penghapusan transfer daerah tertentu. Namun ini bukan hanya soal pemangkasan, tapi bagian dari penyusunan strategi pembangunan jangka menengah yang lebih fokus,” ujar Ananda.
Ia juga menambahkan bahwa sektor pariwisata, termasuk MICE, tetap menjadi perhatian utama dalam rancangan awal RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kalimantan Timur yang sedang dibahas.
Selain Ananda, hadir pula secara langsung Kepala Dinas Pariwisata Kaltim Ririn Saridewi, Ketua DPD IHGMA Wied Paramartha, serta akademisi Universitas Mulawarman, Purwadi. Diskusi menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor agar MICE tetap bertahan, mengingat kontribusinya yang besar terhadap ekonomi daerah, khususnya hotel, UMKM, dan sektor ekonomi kreatif.
Balikpapan dan Samarinda disebut sebagai kota unggulan MICE yang perlu dipertahankan. Diperlukan strategi adaptif agar efisiensi anggaran tidak mematikan potensi ekonomi yang sudah berjalan baik.
Tim Redaksi (Adv 11/Fr)