PORTALBORNEO.OR.ID, TENGGARONG – Dengan 500 hektare sawah aktif dan semangat petani yang terus menyala, Desa Rapak Lambur, Kecamatan Tenggarong, menatap masa depan sebagai pusat pertanian produktif di Kutai Kartanegara (Kukar). Desa ini tak hanya ingin menjaga ketahanan pangan, tetapi juga mencetak sejarah sebagai desa berdaulat pangan dan mandiri secara ekonomi.
Kepala Desa Rapak Lambur, Muhammad Yusuf, mengatakan pihaknya tengah menyiapkan transformasi pola tanam dari dua kali menjadi tiga kali panen setahun. Langkah ini menjadi bagian dari program Optimalisasi Lahan (Oplah) yang digagas Pemkab Kukar untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian lokal.
“Kalau kita bisa produksi pangan sendiri bahkan memasok ke luar daerah, Rapak Lambur akan jadi motor ekonomi baru di Kukar,” ujarnya, Minggu (20/4/2025).
Sebagai proyek percontohan, dua kelompok tani—Kejawi Permai dan Sumber Rejeki—akan lebih dulu menerapkan sistem tanam intensif ini. Targetnya, keberhasilan mereka bisa diikuti seluruh kelompok tani di desa.
Menurut Yusuf, keberhasilan program ini akan membuka peluang besar, mulai dari peningkatan pendapatan petani, pasokan pangan yang stabil, hingga lahirnya industri pengolahan hasil pertanian berbasis desa.
“Petani harus bangga, karena mereka memegang kunci masa depan desa. Kita bukan hanya bertahan, tapi tumbuh menjadi produsen utama pangan Kukar,” tegasnya.
Dengan strategi ini, Rapak Lambur bersiap melangkah dari sekadar desa penghasil beras menjadi pionir pertanian maju di Kukar.