Portalborneo.id, Samarinda – Pembangunan tahap kedua revitalisasi Pasar Pagi Samarinda kembali menjadi sorotan. Ketua Komisi III DPRD Samarinda, Deni Hakim Anwar, menegaskan pentingnya percepatan penyelesaian proyek ini agar ribuan pedagang bisa kembali menjalankan usahanya.
“Pembangunan tahap pertama sudah selesai, sekarang kami mendorong agar tahap kedua bisa dirampungkan secepatnya. Ini penting untuk memulihkan ekonomi masyarakat,” kata Deni saat meninjau lokasi pasar.
Revitalisasi ini tidak hanya menyasar tampilan fisik pasar, tapi juga kenyamanan pedagang dan pengunjung. Pekerjaan tahap kedua mencakup pemasangan eskalator, lift, serta penyekat antar-kios. Namun, prosesnya terganjal berbagai kendala teknis dan administratif.
“Proses ini tidak bisa tergesa-gesa karena ada sekitar 2.800 pedagang yang harus diatur penempatannya. Semua harus dilakukan secara tertib dan adil,” ujar Deni.
Setelah infrastruktur rampung, pengelolaan pasar akan berada di bawah Dinas Perdagangan (Disdag) Samarinda. Dinas ini akan menentukan skema penempatan pedagang berdasarkan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya.
“Setelah bangunan selesai, Disdag akan mengambil alih dan menentukan siapa saja yang menempati kios. Kami berharap mereka mengutamakan keadilan,” tegas Deni.
Salah satu penyebab keterlambatan adalah perubahan desain bangunan. Semula, pasar dirancang terkoneksi langsung dengan Masjid Raya. Namun, rencana ini harus diubah karena 38 ruko di sekitar pasar menolak menyerahkan lahannya.
“Perubahan desain ini mempengaruhi seluruh struktur dan memakan waktu cukup lama. Apalagi kami juga harus mempertimbangkan sirkulasi udara, pencahayaan, dan aksesibilitas pasar,” jelasnya.
Tak hanya itu, keberadaan aliran sungai kecil di bawah pasar juga menjadi tantangan tersendiri dalam pembangunan. Struktur bangunan harus disesuaikan agar tidak mengganggu aliran air dan tetap stabil.
“Ini bukan pekerjaan mudah. Namun kami apresiasi kinerja tim di lapangan yang tetap bekerja maksimal di tengah tantangan teknis,” ucap Deni.
DPRD Samarinda menaruh harapan besar pada proyek ini. Mereka ingin Pasar Pagi bisa kembali menjadi pusat ekonomi rakyat dengan fasilitas yang lebih modern dan layak.
“Kita tidak ingin pedagang terus-menerus terkatung-katung. Pasar ini harus bisa segera beroperasi kembali agar ekonomi lokal bisa bergerak,” pungkasnya. (Adv)