Madu Kelulut Bantu Ekonomi Warga Desa Bangun Rejo Kukar, Raup Rp 600 Ribu Per Bulan

Ketua Kelompok Lebah Kelulut Desa Bangun Rejo, Dainu Kuliana

Kutai Kartanegara, Portalborneo.or.id – Kutai Kartanegara – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dikenal dengan daerah yang memiliki sumber daya alam melimpah. Utamanya di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Bukan hanya batu bara dan kelapa sawit, daerah ini juga dikenal dengan penghasil madu. Salah satunya adalah madu kelulut.

Sebagain besar warga di Desa Bangu Rejo di Kecamatan Tenggarong Seberang, Kukar menjadikan madu kelulut sebagai mata pencaharian utama. Dari usaha ini, petani mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Awalnya, para petani hanya membudidayakan madu kelulut sebagai usaha rumahan. Dukungan datang dari pemerintah lewat lembaga desa setempat. Kemudian usaha masyarakat ini berkembang pesat.

Berita Lainnya:  Pj Gubernur Kaltim Resmikan Penyedia Air Bersih dan Kunjungi Tambak Kreatif di PPU

Madu kelulut berasal dari madu yang dihasilkan lebah hutan. Lewat prakarsa yang dibuat warga –kotak berbentuk segi empat, yang ditopang kayu– membuat usaha ini menjadi sektor ekonomi yang menjajikan.

Madu kelulut yang dikembangkan warga Desa Bangun Rejo mampu mengangkat perekonomian masyarakat.

Ketua Kelompok Lebah Kelulut Desa Bangun Rejo, Dainu Kuliana menerangkan, pandemi covid-19 yang mewabah hampir di seantero dunia disebutnya memberi inspirasi warga untuk mengembangkan usaha ini.

“Petani bisa mendapatkan Rp 600 ribu per bulan. Angka segitu didapat karena setiap kotak penangkaran lebah tanpa sengat ini menghasilkan satu liter madu,” katanya kepada portalborneo.or.id.

Berita Lainnya:  Wali Kota Harap Pemenang ASN-Non ASN Award dan Pro Bebaya Award Jadi Individual Contributor

Kepala Desa Bangun Rejo, Suprapto mengaku mendukung usaha yang dibangun warga. Terdapat lahan seluas 2 hektare lebih, yang 50 persennya siap pakai, telah dimanfaatkan warga untuk mengembangkan madu kelulut.

“Sebagian lahannya sudah ditumbuhi buah-buahan. Saya mendukung adanya usaha madu kelulut ini. Bahkan sudah ada produk yang dihasilkan,” sebut Suprapto.

Olahan turunan dari madu kelulut ini menjadi berbagai macam produk. Ini terbangun atas kerja sama pihak desa dengan Fakultas Pertanian, Program Studi Peternakan, Universitas Mulawarman (Unmul).

Unmul, dengan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PDP2D), berupaya membantu warga mengembangkan madu kelulut agar mudah diterima masyarakat.

Berita Lainnya:  Mobil Diduga Pengetap BBM di Samarinda Terbakar, 4 Korban Alami Luka

Ketua Tim PDP2D Himaster Unmul, Gidion menuturkan, madu kelulut yang dibudidayakan warga dimuat dalam kemasan agar lebih menarik.

Ia memandang, madu kelulut sangat populer di masa pandemi, karena memiliki antioksidan yang tinggi. “Itu bisa meningkatkan antibodi, sehingga tubuh bisa lebih fit,” tandasnya. (Adv)

...

Bagikan :

Email
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
[printfriendly]

terkait

.