Komisi II DPRD Kaltim Dukung Perubahan Kebijakan Impor Domba

Ketu Komisi II DPRD Kaltim Nidya Listiyono.

Ketu Komisi II DPRD Kaltim Nidya Listiyono.

Portalborneo.or.id, Samarinda – Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Nidya Listiyono, secara tegas menyatakan dukungannya terhadap rencana perubahan kebijakan pelarangan impor ternak domba ke provinsi ini. Pernyataan ini disampaikan saat pertemuan di Samarinda, Selasa (10/10/2023).

“Saya dukung itu. Kita tidak boleh juga membedakan peternak kambing, sapi, dan seterusny,” tegas Tio sapaan akrabnya.

Meskipun memberikan dukungan, Nidya Listiyono juga meminta adanya kajian ilmiah terkait potensi penularan virus penyakit yang bisa dibawa oleh domba.

“Memang ada kajian, misalnya potensi virus penyakit. Jangan sampai mengganggu yang lain. Saat ini ada kebijakan kewilayahan, tapi kita dukung domba bisa masuk,” tambahnya.

Berita Lainnya:  Usai Dilantik Selamat Ari Wibowo Bicara Revisi Regulasi Pembangunan Kaltim

Langkah ini diharapkan memberikan kesempatan kepada peternak domba di Kalimantan Timur untuk mengembangkan usaha mereka melalui perubahan kebijakan ini.

Nidya Listiyono juga berharap agar pemerintah membuka peluang bagi peternak domba untuk membuka peternakan di wilayah Kalimantan Timur dengan tetap mempertimbangkan aspek kesehatan hewan.

Rencana perubahan kebijakan ini telah menjadi topik diskusi, dan pertemuan di Samarinda ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Samarinda, perwakilan dari Himpunan Peternak Domba dan Kambing Cabang Kalimantan Timur, Stasiun Karantina Kelas 1 Samarinda, serta pelaku usaha peternak sapi di wilayah tersebut.

Berita Lainnya:  Rudi Mas’ud Giatkan Reses dan Bicara Pilar Kebangsaan di Kota Samarinda

Rapat ini menjadi langkah awal dalam menentukan arah kebijakan selanjutnya terkait pelarangan impor domba di Kalimantan Timur. Keputusan Gubernur Nomor 520/K.509/2020 yang masih berlaku membatasi impor domba di Benua Etam.

Pertemuan tersebut memainkan peran penting dalam mempertimbangkan dampak pelarangan tersebut terhadap industri peternakan dan kesejahteraan masyarakat.

(ADV/DPRD/FRC/04).

...

Bagikan :

Email
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
[printfriendly]

terkait

.