Samarinda – Anggota DPRD Kalimantan Timur dari Dapil Kutai Kartanegara (Kukar), Salehuddin, mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap tingginya angka putus sekolah di wilayahnya. Berdasarkan data dari Pusat Statistik dan Informasi (Pusgatin) Kementerian Pendidikan, Kukar mencatat ribuan anak yang tidak melanjutkan pendidikan usai lulus SD maupun SMP.
“Sekitar 1.911 anak lulusan SD tidak melanjutkan ke SMP, sementara ada 2.400 lulusan SMP yang tidak melanjutkan ke jenjang SMA,” ujar Salehuddin.
Bahkan, lanjutnya, ada 3.258 siswa yang terpaksa berhenti di tengah jalan, dan lebih dari 6.000 anak tercatat belum pernah mengenyam pendidikan formal sama sekali.
Ia menyebut Kecamatan Samboja dan Tenggarong sebagai wilayah dengan tingkat putus sekolah tertinggi. Menurutnya, kondisi ekonomi keluarga, keharusan membantu orang tua bekerja, serta rendahnya kesadaran akan pentingnya pendidikan menjadi penyebab utama fenomena ini.
“Kita tidak bisa membiarkan ini terus terjadi. Butuh upaya kolektif dari pemerintah, legislatif, dan masyarakat,” tegasnya.
Salehuddin mendorong pemanfaatan program seperti beasiswa, bantuan pendidikan dari PIP, BSI Idaman, hingga pembangunan sekolah di wilayah terpencil. Ia juga mengusulkan pembangunan asrama bagi siswa yang tinggal jauh dari sekolah agar mereka tetap bisa menuntut ilmu.
Tak hanya bantuan ekonomi, Salehuddin menilai edukasi terhadap orang tua juga penting. “Pendidikan harus menjadi prioritas bersama. Jangan sampai anak-anak kita kehilangan masa depan hanya karena faktor akses dan ekonomi,” pungkasnya.
Tim Redaksi (Adv 19/Rsk)