Portalborneo.id – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU Kukar) memutuskan untuk menunda pembangunan bentang tengah Jembatan Sebulu. Penundaan ini dilakukan karena adanya kebutuhan untuk mengkaji ulang konstruksi pondasi akibat hasil uji tanah yang menunjukkan ketidaksesuaian.
Pada awalnya, pembangunan Jembatan Sebulu akan langsung difokuskan pada pengerjaan bentang tengah. Namun, hasil boring test atau pengujian kedalaman tanah menunjukkan bahwa kedalaman tiang pancang yang dibutuhkan tidak merata. Kondisi ini membuat tim teknis harus merancang ulang fondasi agar sesuai dengan kondisi struktur dan tingkat kekerasan tanah yang ada.
Kepala Dinas PU Kukar, Wiyono, mengungkapkan pentingnya penyesuaian ini agar pondasi jembatan menyentuh lapisan tanah keras yang stabil.
“Sehingga kita melakukan rekayasa kembali untuk bagaimana posisinya bisa menyesuaikan kondisi struktur yang ada. Jadi kita lanjutkan jalan pendekatnya, tahun depan kita fokus pada bentang tengahnya,” terang Wiyono.
Selain itu, karena Jembatan Sebulu dikategorikan sebagai jembatan khusus, maka setiap tahapan pembangunannya wajib mendapat persetujuan dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ). Adanya perubahan desain atau metode teknis menuntut dilakukannya evaluasi ulang oleh KKJTJ.
“Opsinya sekarang untuk bentang tengah kita pending, dan kita lanjutkan menyelesaikan terhadap perubahan struktur tadi itu. Kita mengalihkan fokus di jalan pendekat,” ujar Wiyono.
Langkah ini menunjukkan komitmen PU Kukar untuk mengedepankan kualitas dan keamanan konstruksi jembatan, sekaligus menjaga kelancaran proyek secara keseluruhan. Jalan pendekat di kedua sisi jembatan akan menjadi prioritas pembangunan di tahun 2025, sebagai bagian dari persiapan menyambut tahap konstruksi utama selanjutnya.
Dengan pendekatan yang hati-hati dan terukur ini, pembangunan Jembatan Sebulu diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang, terutama dalam memperkuat konektivitas antarwilayah di Kutai Kartanegara.