Lurah Sempaja Selatan, Sampah Plastik dari GOR Kadrie Oening Sudah Tiga Kali Dikeluhkan Warga

Foto: Lurah Sempaja Selatan meninjau aliran sungai di Jalan Perjuangan yang mulai dipenuhi sampah plastik saat hujan dan pasang air, diduga berasal dari kawasan GOR Kadrie Oening.

Portalborneo.id, SAMARINDA – Masalah sampah plastik yang mencemari kawasan Jalan Perjuangan dan sekitarnya kembali mencuat. Warga Sempaja Selatan melaporkan bahwa sampah yang diduga berasal dari aktivitas di GOR Kadrie Oening telah menyebabkan pencemaran lingkungan hingga ke aliran Sungai Karang Mumus (SKM).

Lurah Sempaja Selatan, Deny Wahyudi, mengakui bahwa persoalan ini bukan kali pertama diadukan oleh masyarakat. Menurutnya, laporan terkait tumpukan sampah plastik sudah masuk ke kantor kelurahan sebanyak tiga kali sejak awal tahun 2024.

“Ini kasus sampah yang ada di Jalan Perjuangan itu sudah terjadi tiga kali. Semuanya berupa botol plastik dengan volume cukup besar,” ungkap Deny saat ditemui awak media, Jumat (16/8/2025).

Berita Lainnya:  Hasil Sementara Pemilu 2024: Prabowo - Gibran Unggul di Kalimantan Timur

Ia menyebutkan bahwa terakhir kali, sampah plastik tersebut menumpuk di sekitar Jembatan Perjuangan hingga memerlukan tiga truk untuk mengangkutnya. Pembersihan dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Samarinda bersama komunitas relawan lingkungan Hantu Banyu.

Deny mengatakan, tumpukan sampah tidak hanya menjadi persoalan estetika kota, tetapi juga telah mengganggu aliran air dan saluran drainase yang terletak di belakang permukiman warga. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan banjir saat musim hujan tiba.

“Warga kerap mengeluh, terutama saat hujan deras. Saluran air jadi tersumbat, bahkan sempat menggenangi rumah di RT sekitar lokasi,” tambahnya.

Berita Lainnya:  Tim Kampanye Daerah Koalisi Indonesia Maju Prabowo Gibran di Kaltim: Menyusun Rencana Aksi untuk Masa Depan

Pihak kelurahan pun turun langsung menelusuri sumber utama dari timbulan sampah tersebut. Setelah beberapa kali pemantauan, pihaknya mendapati bahwa sebagian besar sampah kemungkinan besar berasal dari kegiatan rutin di dalam kawasan GOR Kadrie Oening.

“Kami lihat aktivitas di stadion itu padat, setiap hari ada kegiatan. Terutama saat akhir pekan dan event besar seperti bazar kuliner, itu paling banyak menghasilkan sampah,” ujar Deny.

Ia juga menyoroti kondisi Tempat Penampungan Sementara (TPS) di sekitar stadion yang dinilai tidak dikelola dengan baik. Banyak sampah berserakan dan tidak langsung diangkut, sehingga rawan terbawa angin atau hujan ke selokan dan sungai.

Berita Lainnya:  Ustadz Ponpes di Kutai Kartanegara Nikah Siri dan Hamili Santrinya dibawah umur

“Kami imbau pengelola GOR lebih serius mengelola sampah. TPS harus lebih tertib dan jangan sampai berdampak ke lingkungan sekitar,” tegasnya.

Dengan makin meningkatnya keluhan warga, Deny berharap adanya kolaborasi lintas instansi untuk menangani persoalan ini secara menyeluruh, agar tidak terus berulang.

...

Bagikan :

Email
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
[printfriendly]

terkait

.