Respons Kritis Masyarakat Kukar Jadi Pemicu Evaluasi Pembangunan Jembatan Besi

Respons Kritis Masyarakat Kukar Jadi Pemicu Evaluasi Pembangunan Jembatan Besi.

Respons Kritis Masyarakat Kukar Jadi Pemicu Evaluasi Pembangunan Jembatan Besi.

Portalborneo.id – Rencana pembangunan Jembatan Besi di Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), menghadapi tantangan besar setelah mendapat respons kritis dari masyarakat. Jembatan yang secara fungsional dinilai penting untuk mobilitas warga itu ternyata menyentuh kawasan yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya, memicu kekhawatiran akan dampaknya terhadap warisan sejarah daerah.

 

Dalam rapat sosialisasi pembangunan Jembatan Besi yang digelar pada Senin (15/4/2025), Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar mempresentasikan urgensi proyek tersebut kepada para tokoh masyarakat dan unsur terkait. Namun, diskusi berlangsung dinamis dengan banyak suara yang menekankan pentingnya menjaga keberadaan cagar budaya yang menjadi identitas daerah.

 

Berita Lainnya:  DPRD Samarinda Mencari Jalan Tengah Dengan Menggelar RDP, Mujianto : PT Insani Beri Edukasi Ke Masyarakat

Menanggapi masukan tersebut, Kepala Dinas PU Kukar, Wiyono, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan gegabah dalam melanjutkan proyek ini. Ia menyebutkan bahwa proyek tersebut kini akan melalui kajian ulang yang lebih mendalam dan melibatkan akademisi sebagai bagian dari tim pendukung teknis.

 

“Ini juga menjadi pembelajaran bagi kami untuk selanjutnya. Tentunya di dalam proses perencanaan itu memperhatikan berbagai hal, berbagai sektor, berbagai pihak, agar apa yang sudah kita rencanakan nanti itu dalam proses eksekusinya bisa lebih baik lagi,” ujar Wiyono.

 

Berita Lainnya:  Pejabat Fungsional Analis Kebencanaan BPBD Kota Samarinda Baru Dilantik

Menurutnya, pelibatan akademisi bertujuan untuk memperkaya perspektif dalam merancang solusi terbaik—baik dari sisi teknis pembangunan, pelestarian sejarah, maupun dampak sosial. Langkah ini menunjukkan komitmen Dinas PU untuk tidak hanya fokus pada aspek fisik pembangunan, tetapi juga nilai-nilai budaya dan partisipasi masyarakat.

 

Sikap terbuka ini mendapatkan apresiasi dari warga Kukar. Masyarakat menilai bahwa pemerintah daerah mulai menunjukkan perhatian serius terhadap keseimbangan antara kemajuan dan pelestarian budaya. Evaluasi yang dilakukan saat ini diharapkan mampu menghasilkan solusi yang mampu memadukan kepentingan pembangunan infrastruktur dengan pelestarian sejarah lokal.

 

Berita Lainnya:  Jokowi Resmikan Terminal Megah di Samarinda, Andi Harun: Simbol Kemajuan Transportasi Publik

Melalui proses evaluasi yang melibatkan berbagai pihak, diharapkan proyek Jembatan Besi bisa tetap berjalan dengan memperhatikan kepentingan bersama dan tetap menjaga identitas budaya Kutai Kartanegara sebagai warisan yang tak ternilai.

...

Bagikan :

Email
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
[printfriendly]

terkait

.