BUMDes Sumber Purnama Pasok Beras Kualitas Premium ke Pasar Retail Modern

BUMDes

Foto : Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Purnama semakin mengembangkan usaha dengan memasok beras hasil produksi ke toko retail dan pusat perbelanjaan modern.

Portalborneo.or.id, Tenggarong – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Purnama semakin mengembangkan usaha dengan memasok beras premium ke toko retail dan pusat perbelanjaan modern. 

Kepala Desa Loa Sumber, Sukirno, mengatakan, bras produksi BUMDes ini terdiri dari beberapa varietas padi, ada mikongga, mayas, inpari, dan pandan wangi.

Beras dikemas dengan merek Cap Tugu. Harganya Rp 22.000 untuk kemasan 2 kilogram dan Rp 50.000 untuk kemasan 5 kilogram.

“Beras ini dipasarkan di Kukar, Samarinda, dan Balikpapan. Kita pasok beras produksi BUMDes ke toko retail di Kukar dan perbelanjaan modern mal,” ujarnya, Kamis (23/3/2023).

Berita Lainnya:  Pemerintah Kota Beri Santunan Kepada Keluarga Mendiang

Lini usaha BUMDes Sumber Purnama mulai berkembang sejak 2020. BUMDes ini sudah mencakup 7 gabungan kelompok tani (Gapoktan).

Tersebar di beberapa desa dan kelurahan. Seperti Desa Loh Sumber sendiri, Desa Sungai Payang, Kelurahan Bukit Biru, hingga Desa Rapak Lambur.

Kesuksesan mereka dimulai dari menjalankan Program Sinar Purnama. Sukirno menjelaskan teknis dari program tersebut. 

Modal bagi seorang petani pada masa tanam bervariasi, sekitar Rp 6 juta. Pembayaran dari pinjaman modal itu akan dipotong dari hasil penjualan gabah kepada BUMDes.

“Kami membeli gabah petani di atas harga rata-rata,” katanya. 

Berita Lainnya:  3 Kebudayaan Kukar Raih Sertifikat Warisan Budaya tak Benda dari Kemendikbudristek RI

Sementara untuk biaya premi asuransi, sepenuhnya dibayar BUMDes. Sumbernya dari keuntungan BUMDes menjual beras.

Sukirno melanjutkan, BUMDes memang telah membangun rice milling unit (RMU) atau penggilingan padi di Desa Loh Sumber.

Dari penggilingan padi ini, gabah yang dibeli dari petani dijual di pasar dalam bentuk beras. Dari situlah keuntungan BUMDes.

Modal pembangunan pabrik bersumber dari bank dan bantuan perusahaan swasta di dekat desa. Biaya pembangun RMU kurang lebih Rp 1,8 miliar.

Peralatan dan desain mesin RMU dirakit oleh BUMDes. Pabrik ini mampu mengolah gabah kering menjadi beras sebanyak 1 ton per jam. Pabrik ini kemudian dikelola dengan mekanisme kerja sama. 

Berita Lainnya:  HMI Kukar Siapkan Diri Dengan Tingkatkan Soft Skill Dan Hard Skill Untuk Pembangunan IKN

“Kapasitasnya 10 ton gabah sekali beroperasi,” terang Sukirno.

RMU di Desa Loh Sumber dioperasikan tujuh karyawan berstatus tenaga harian. Beras yang diproduksi pabrik disebut memiliki kualitas yang baik.

(Tim Redaksi Portalborneo.or.id/Dzl)

...

Bagikan :

Email
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
[printfriendly]

terkait

.