Portalborneo.or.id, Samarinda – Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Timur dari dapil Kota Balikpapan, Bagus Susetyo, mengadvokasi keberlanjutan proyek bendungan di Tanah Grogot Melapeh sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kemandirian pangan di wilayah tersebut.
Dalam pertemuan dengan Penjabat Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, Bagus Susetyo mengungkapkan keprihatinannya terkait impor beras dari Sulawesi dan Jawa Timur, meskipun stok beras di wilayah tersebut tergolong aman.
Ia menekankan bahwa langkah-langkah konkret perlu diambil untuk memperkuat ketahanan pangan lokal.
“Kita memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi padi di Tanah Grogot dan PPU. Salah satu solusinya adalah dengan menghidupkan kembali proyek bendungan yang beberapa waktu lalu masih menjadi proyek strategis nasional,” kata Bagus Susetyo.
Meskipun proyek bendungan di Tanah Grogot Melapeh sebelumnya dihentikan, Bagus Susetyo yakin bahwa pemerintah daerah dapat mengambil inisiatif menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar kurang lebih 2 triliun yang telah tersedia.
“Mengapa proyek tersebut dihentikan belum jelas. Jika pemerintah pusat tidak dapat memberikan anggaran, kita dapat melaksanakan proyek ini sendiri dengan APBD kita,” tambahnya.
Dengan mengalokasikan anggaran tersebut untuk proyek bendungan, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas irigasi, mengairi lebih banyak lahan pertanian, dan mengurangi ketergantungan pada impor beras dari daerah lain.
Langkah ini diharapkan tidak hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga memberikan dorongan positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Kota Balikpapan dan sekitarnya. Bagus Susetyo optimis bahwa langkah ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi pertanian dan kesejahteraan masyarakat setempat.
(ADV/dprd/frc/155)