Pesona Busana Bunda Harum Curi Perhatian di Penutupan Kriya Etnik Kaltim

Caption: Ketua Dekranasda Kaltim Hj Syarifah Suraidah Harum dalam momen penutupan seminar umum kriya etnik di Kota Balikpapan, Rabu (23/4/2024).

Caption: Ketua Dekranasda Kaltim Hj Syarifah Suraidah Harum dalam momen penutupan seminar umum kriya etnik di Kota Balikpapan, Rabu (23/4/2024).

Balikpapan – Busana etnik modern Ketua Dekranasda Kaltim, Hj. Syarifah Suraidah Harum, tampil memukau dalam penutupan rangkaian Kegiatan Kriya Etnik Kalimantan Timur, Rabu (23/4/2025) di Town House Bukit Damai Indah, Balikpapan.

Busana tersebut diberi nama Baju Pesona Mahakam, merupakan perpaduan kain sarung khas Samarinda dan batik tumpah asal Kutai Barat.

Tampilannya tak hanya mencerminkan keindahan visual, tetapi juga menyuarakan filosofi budaya—tentang keceriaan, kesenangan, serta kekayaan nilai-nilai lokal yang melekat dalam setiap helai kain Kalimantan Timur.

“Ini simbol dari keceriaan yang lahir dari keragaman budaya Kaltim. Kami ingin menunjukkan bahwa kriya bukan sekadar produk, tapi juga cerita,” ujar Bunda Harum usai penutupan kegiatan.

Berita Lainnya:  Ganjar Pranowo Ziarah ke Makam Raja-Raja Kutai Kartanegara 

Penampilannya makin menguatkan pesan bahwa kerajinan lokal bisa tampil elegan, modern, dan penuh karakter di panggung nasional.

Ia juga menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran Wakil Ketua Harian II Dekranas, Ny. Sri Suparni Bahlil Lahadalia, yang secara resmi menutup kegiatan ini.

Rangkaian acara yang berlangsung sejak 22 April itu menghadirkan berbagai pelatihan, seminar, dan pameran kriya unggulan daerah. Ditampilkan di antaranya batik Kutai Timur dan Berau, songket dan manik Kutai Barat, tikar bambu dari Bayan Group, serta sulam tumpar khas Dayak Benuaq binaan PT MHU Coal.

Menurut Bunda Harum, kegiatan ini bukan hanya upaya membina para perajin, melainkan juga panggung untuk memperkenalkan kriya Kalimantan Timur ke pasar yang lebih luas.

“Insyaallah ke depan, kami tengah menyiapkan showroom kriya Kaltim di bandara, sebagai etalase budaya daerah yang dapat dinikmati wisatawan dan masyarakat luas,” ujarnya.

Acara ini juga menjadi pemanasan menuju peringatan HUT ke-45 Dekranas yang akan digelar di Kalimantan Timur pada Juli mendatang, dan direncanakan dihadiri seluruh Dekranasda se-Indonesia serta Ketua Umum Dekranas, Ibu Selvi Ananda Gibran.

Penutupan acara dilakukan oleh Ny. Sri Suparni yang menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas antusiasme para pelaku kriya. “Dengan mengucapkan alhamdulillah, kegiatan kriya bagi masyarakat sekitar tambang di Kalimantan Timur ini secara resmi saya tutup,” tuturnya.

Lewat langkah nyata dan keanggunannya di atas panggung budaya, Bunda Harum kembali menunjukkan bahwa kriya bukan hanya kerajinan—ia adalah cerita, identitas, dan masa depan ekonomi kreatif Kaltim.

Dengan busana khas yang penuh makna, Bunda Harum tak hanya tampil gaya, tapi juga menyuarakan pentingnya melestarikan budaya lewat karya.

Berita Lainnya:  Lolos Verifikasi Administrasi Pemilu 2024, Berikut Sejarah Berdirinya Partai Prima

Tim Redaksi/Ris

...

Bagikan :

Email
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
[printfriendly]

terkait

.