Jakarta – Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mendorong pejabat pemerintah untuk membiasakan diri menggunakan transportasi umum demi merasakan langsung kondisi layanan yang tersedia bagi masyarakat.
Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku belum bisa melakukannya karena keterbatasan akses transportasi ke kantornya.
“Soalnya MRT nggak ada berhenti tuh di depan. Saya mau naik MRT kalau berhenti di depan situ,” kata Airlangga di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (7/2).
Ia juga berkelakar bahwa dirinya menunggu penyelesaian MRT fase II yang akan menghubungkan Bundaran HI hingga Kota.
Sementara itu, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI Pusat Djoko Setijowarno menilai seharusnya pejabat menggunakan transportasi umum setidaknya sekali seminggu.
Ia juga mengusulkan agar pengawalan di jalan hanya diberikan untuk Presiden dan Wakil Presiden, agar tidak ada kesan bahwa pejabat mendapat perlakuan istimewa di tengah kemacetan.
“Jika memang perlu sekali harus rapat, angkutan umum di Jakarta sudah memberikan pelayanan yang cakupannya setara dengan kota-kota di dunia, yakni 89,5% wilayah Jakarta,” ujar Djoko.
Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menjadi salah satu pejabat yang sudah mencoba transportasi umum.
Momen dirinya menaiki MRT sempat viral di media sosial setelah diunggah oleh pengguna TikTok @Headkribyy.
Dalam video tersebut, Zulhas terlihat mengenakan kemeja putih dan antre bersama penumpang lainnya di salah satu stasiun MRT. Ia didampingi oleh satu pengawal dan seorang ajudan.
Dorongan bagi pejabat untuk menggunakan transportasi umum terus menjadi perbincangan. Selain sebagai bentuk empati kepada masyarakat, langkah ini juga bisa menjadi tolok ukur bagi pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan transportasi publik.
Namun, kesiapan infrastruktur masih menjadi tantangan utama dalam mendorong kebiasaan ini.