Jakarta – Pesawat Air India Express tujuan Sharjah, Uni Emirat Arab, menghadapi situasi mencekam di udara. Pilot asal Balikpapan Iqrom Rifadly Fahmi, bersama co-pilotnya, Maitryee Shrikrishna Shitole, telah berhasil mengatasi masalah teknis yang terjadi pada pesawat Boeing 737.
Kejadian ini terjadi disebabkan karena roda pendaratan pesawat yang mereka kemudikan justru tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dan pada akhirnya, menimbulkan ancaman serius bagi 141 penumpang di dalam pesawat.
Masalah ini muncul beberapa saat setelah pesawat lepas landas. Roda pendaratan yang seharusnya bisa ditarik kembali untuk mengurangi hambatan udara tetap macet di posisi keluar.
Ini membuat pesawat berisiko saat akan mendarat karena roda tersebut bisa memicu kecelakaan jika tidak berfungsi dengan baik.
Saat itu, Iqrom dan timnya segera melakukan koordinasi dengan kontrol lalu lintas udara (ATC) di Bandara Tiruchirapalli, India, dan memutuskan untuk kembali ke bandara itu guna melakukan pendaratan darurat.
Namun, mereka tidak bisa langsung mendarat karena pesawat masih membawa bahan bakar dalam jumlah besar. Dalam situasi ini, bahan bakar harus dikurangi terlebih dahulu demi keselamatan saat pendaratan, untuk mengurangi risiko ledakan atau kebakaran jika terjadi masalah.
Dengan menggunakan prosedur operasi standar (SOP) yang telah ditetapkan dalam situasi darurat ini, Iqrom dan co-pilotnya memutuskan untuk berputar-putar di wilayah udara Tiruchirapalli selama sekitar dua jam.
Ini dilakukan untuk membuang bahan bakar hingga mencapai tingkat aman bagi pesawat agar dapat mendarat dengan selamat. Selama dua jam , Iqrom dan timnya tetap tenang dan fokus memantau setiap instrumen di kokpit serta memastikan komunikasi yang baik dengan ATC.
Setelah bahan bakar mencapai tingkat yang aman, mereka diberi izin untuk melakukan pendaratan darurat. Meski dihadapkan pada potensi kegagalan roda pendaratan, Iqrom dan co-pilotnya berhasil menurunkan pesawat dengan mulus tanpa hambatan.
Para penumpang yang sebelumnya sempat diliputi kekhawatiran akhirnya merasa lega begitu pesawat menyentuh landasan dengan aman. Pujian pun mengalir untuk Iqrom dan co-pilotnya. Keduanya benar-benar tidak panik dan tetap tenang serta profesional menangani situasi genting ini.
Menurut pernyataan dari Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil (DGCA), kemungkinan insiden ini disebabkan oleh kegagalan hidrolik pada roda pendaratan pesawat Boeing 737 itu. Investigasi mendalam pun dilakukan untuk menemukan penyebab pasti dari masalah teknis ini.
Menteri Penerbangan Sipil India, K Rammohan Naidu, memuji tindakan yang diambil oleh para pilot. Menurutnya, mereka menunjukkan keahlian yang luar biasa dalam menangani masalah teknis ini.
Setelah menerima berita mengenai masalah roda pendaratan yang bermasalah, ia segera melakukan koordinasi pertemuan darurat dengan para pejabat melalui telepon dan menginstruksikan mereka untuk menerapkan semua tindakan keselamatan yang diperlukan, termasuk mengerahkan mobil pemadam kebakaran, ambulans, dan bantuan medis.
“Saya berbesar hati mendengar bahwa penerbangan #AirIndiaExpress telah mendarat dengan selamat. Dan, keputusan berputar-putar di udara untuk membuang bahan bakar adalah tindakan pencegahan yang bijak,” tuturnya.