Samarinda – Paus Fransiskus harus menjalani perawatan lebih lama di Rumah Sakit Gemelli, Roma, setelah mengalami infeksi saluran pernapasan. Vatikan dalam pernyataan resminya pada Senin (17/2) mengungkapkan bahwa hasil tes terbaru menunjukkan adanya infeksi polimikroba yang memerlukan penyesuaian terapi lebih lanjut.
Meski masih dalam perawatan, kondisi Paus Fransiskus dinyatakan stabil dan tidak mengalami demam. Paus yang telah dirawat sejak Jumat (14/2) sebelumnya didiagnosis menderita bronkitis dan telah menjalani serangkaian pemeriksaan medis.
Di tengah masa pemulihannya, Paus tetap menjalankan sejumlah tugas, termasuk melakukan panggilan telepon ke satu-satunya paroki Katolik di Gaza.
Romo Gabriel Romanelli, seorang pastor setempat, mengungkapkan bahwa Paus rutin berkomunikasi dengan mereka sejak perang di Gaza dan Israel pecah pada Oktober 2023.
“Beliau berkata kepada kami, ‘Saya tidak sehat,’ dan terlihat kelelahan,” ujar Romo Romanelli kepada penyiar publik Italia, RAI. Kendati demikian, Paus masih berusaha tetap aktif dan berkomunikasi dengan berbagai pihak.
Hingga saat ini, Vatikan belum mengonfirmasi apakah infeksi yang diderita Paus disebabkan oleh bakteri atau virus. Infeksi polimikroba sendiri melibatkan lebih dari satu jenis mikroorganisme, yang bisa berupa bakteri, virus, atau jamur.
Dr. Andrea Vicini, seorang dokter medis dan profesor di Boston College, menjelaskan bahwa istilah “infeksi polimikroba” bersifat umum dan tidak mengarah pada satu penyebab spesifik. Namun, kondisi Paus yang masih dapat makan tanpa bantuan alat pernapasan menunjukkan bahwa tubuhnya masih cukup kuat untuk menjalani pemulihan.
Sebagai bagian dari upaya pemulihan, Vatikan membatalkan audiensi mingguan Paus di Lapangan Santo Petrus yang dijadwalkan pada Rabu (19/2).
Sebelumnya, ia juga tidak dapat menyampaikan doa mingguan pada Minggu (16/2) serta memimpin Misa khusus bagi para seniman dalam rangka Tahun Yubelium Gereja Katolik.
Kesehatan Paus Fransiskus yang kini berusia 87 tahun memang menjadi perhatian banyak pihak. Di masa mudanya, ia pernah menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru akibat radang selaput dada, yang membuatnya lebih rentan terhadap infeksi pernapasan.
Para peziarah dan umat Katolik di seluruh dunia mendoakan kesembuhan Paus.
“Kami berharap beliau segera pulih. Beliau adalah pemimpin dan gembala kami,” ujar Pater Tyler Carter, seorang pendeta Katolik dari Amerika Serikat.
Manuel Rossi, seorang turis dari Milan, Italia, mengaku khawatir saat mendengar kabar bahwa Paus membatalkan kegiatannya pada Minggu lalu.
“Saya hanya mengalami kepemimpinan beberapa Paus dalam hidup saya, dan saya merasa sangat dekat dengannya. Saya berharap beliau segera membaik,” ujarnya.
Vatikan belum memberikan perkiraan kapan Paus Fransiskus dapat kembali menjalankan tugas-tugasnya secara penuh. Namun, pihak rumah sakit dan tim medis terus memantau kondisinya dengan ketat.
Tim Redaksi.